KURIKULUM DIFERENSIASI BAGI ANAK CI BI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Perhatian
terhadap pendidikan anak berbakat sebenarnya sudah dikenal sejak 2000 tahun
yang lalu. Misalnya, Plato pernah menyerukan agar anak-anak berbakat
dikumpulkan dan dididik secara khusus karena mereka ini diharapkan bakal
menjadi pemimpin negara dalam segala bidang pemerintahan. Oleh karena itu,
mereka dibekali ilmu pengetahuan yang dapat menunjang tugas mereka (Rohman
Natawijaya, 1979).
Demikian
pula di Indonesia, kehadiran mereka sudah dikenal sejak dulu. Banyak sekolah
yang menerapkan sistem loncat kelas atau dapat naik ke kelas berikutnya lebih
cepat meskipun waktu kenaikan kelas belum saatnya. Perhatian yang lebih serius
dan formal tersurat dalam UUSPN No. 2 Tahun 1989 bahwa peserta didik yang
memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa berhak memperoleh pendidikan
khusus untuk mengembangkan potensi anak-anak tersebut secara optimal.
Anak
berbakat tidak mengalami kecacatan, seperti anak tunanetra, tunarungu, dan
tunagrahita. Walaupun
diantara anak berbakat ada yang menyandang kelainan, tetapi kelainan itu bukan
pada terhambatnya kecerdasan. Agar anak berbakat yang mempunyai potensi unggul
tersebut dapat mengembangkan potensinya dibutuhkan program dan layanan
pendidikan secara khusus. Mereka lahir dengan membawa potensi luar biasa yang
berarti telah membawa kebermaknaan hidup. Oleh karena itu, tugas pendidikan
adalah mengembangkan kebermaknaan
tersebut secara optimal sehingga mereka dapat berkiprah dalam memajukan bangsa
dan negara.
Isu menarik berkaitan dengan layanan pendidikan bagi anak berbakat (gifted) yang dalam bahasa undang - undang disebut dengan peserta didik yang
memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa atau lebih popular di masyarakat
dengan cerdas istimewa (CI) dan bakat istimewa (BI) adalah adanya beragam
motivasi dan implementasinya.
Dalam perspektif global, penyelenggaraan program akselerasi memberikan
nilai positif, karena tidak dapat dipungkiri bahwa tantangan global dan
persaingan antar bangsa dalam berbagai aspek kehidupan semakin nyata. Sehingga
dengan penyelengaraan program akselerasi diharapkan lahir sumber daya manusia
unggul yang dapat bersaing dalam lingkup nasional dan global.
Anak yang terlahir dengan
memiliki intelegensi yang tinggi, dapat dikatakan sebagai anak yang masuk dalam
kategori gifted. Dikarenakan kelebihan intelegensi inilah anak gifted menjadi
begitu istimewa dan membanggakan dalam hal pengetahuan. Dengan kemampuan
intelegensi yang tinggi, anak gifted tentunya dapat menjadi seorang manusia
yang berkualitas. Berkualitas dalam hal ini antara lain adalah selalu memperoleh
prestasi yang mengesankan baik dalam bidang pendidikan maupun dalam hal
pekerjaan, mampu mempelajari hal-hal baru yang mungkin belum tepat diajarkan
bagi anak-anak normal, akan tetapi anak gifted mampu mempelajarinya dengan
baik.
Pada dasarnya, setiap individu atau setiap anak memiliki bakat yang
berbeda–beda. Perbedaan itu terletak pada jenis bakat yang dimiliki. Anna
Pavlova misalnya, sangat berbakat sebagai penari ballet. Rembrandt, Van Gogh,
Leonardo da Vinci, Affandi, Basuki Abdullah, S.Sudjono, Barly, dan Ahmad
Sadali, sanggup mempesonakan dunia dengan lukisan – lukisan mereka. Rocky
Marciano, Joe Louis, dan Muhammad Ali adalah beberapa nama yang kini melegenda
karena bakat tinju mereka. Boby Fisher, Anatoly Karpov dan Garry Kasparov
menjadi sangat terkenal karena bakat mereka dalam bidang catur.
BAB II
PEMBAHASAN
PENGERTIAN
KURIKULUM DIFERENSIASI
v
Kurikulum
diferensiasi adalah kurikulum yang memberi pengalaman pendidikan yang
disesuaikan dengan minat dan kemampuan intelektual siswa. (Ward, 1980).
v
Kurikulum
diferensiasi adalah kurikulum yang menantang sesuai dengan kemampuan siswa.
Kurikulum yang mempunyai karakter cepat belajar, mampu menyelesaikan problem
lebih cepat maupun keunggulan lain.
v
Kurikulum
berdiferensiasi adalah kurikulum nasional dan lokal yang dimodifikasi dengan
penekanan pada materi esensial dan dikembangkan melalui sistem eskalasi yang
dapat memacu dan mewadahi secara integrasi pengembangan potensi peserta didik
untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.
Kurikulum
berdiferensiasi bagi anak berbakat terutama mengacu pada peningkatan kehidupan
mental anak berbakat melalui program yang akan dapat menumbuhkan kreativitasnya
serta mencakup berbagai pengalaman belajar intelektual pada tingkat tinggi.
Istilah diferensiasi dalam pengertian kurikulum menunjuk pada kurikulum yang
tidak berlaku umum, melainkan dirancang khusus untuk kebutuhan tumbuh kembang
bakat tertentu.
Kurikulum
berdiferensiasi (differ-rentiation instruction) adalah kurikulum pembelajaran
yang memperhatikan perbedaan-perbedaan individual anak. Walaupun model
pengajaran ini memperhatikan atau berorientasi pada perbedaan-perbedaan
individual anak, namun tidak berarti pengajaran harus berdasarkan prinsip satu
orang guru dengan satu orang murid.
Berbeda
dengan kurikulum reguler yang berlaku bagi semua , kurikulum berdiferensiasi
bertujuan untuk menampung pendidikan berbagai kelompok belajar, termasuk
kelompok berbakat. Melalui program khusus, berbakat akan memperoleh pengayaan
dari materi pelajaran, proses belajar dan produk belajar.
Mengapa
perlu kurikulum diferensiasi ???
v
Hakikat
pendidikan memungkinkan siswa
mengembangkan potensi kecerdasan dan bakatnya secara optimal
sesuai dengan kebutuhan dan kecepatannya (Vygotsky. 2006: 246).
v
Penyebab kesulitan yang dialami siswa CI bersumber
dari anak itu sendiri, kurikulum, dan lingkungan belajar, sehingga kurikulum harus ada perubahan
yang disesuaikan dengan kebutuhan siswa (Lim, 2004: 95)
Pada
dasarnya kurikulum berdiferensiasi tetap bertitik tolak pada kurikulum umum
yang menjadi dasar bagi semua anak didik. Kurikulum berdiferensiasi juga
memberikan pengalaman belajar berupa dasar-dasar keterampilan, pengetahuan,
pemahaman, serta pembentukan sikap dan nilai yang memungkinkan anak didik
berfungsi sesuai dengan tuntutan masyarakat atau jenjang pendidikan yang lebih
tinggi.
Kurikulum
berdiferensiasi dikembangkan berdasarkan dari teori spesialisasi berlahan otak
(hemisphere specialization), terutama bagi pengembangan belahan otak kanan yang
memerlukan rancangan pengalaman belajar untuk pengembangan yang lebih optimal
(Kitano & Kirby dalam Semiawan, C, 1992). Kurikulum berdiferensiasi bagi
anak berbakat bukanlan kurikulum bersifat mikro ataupun berupa deskripsi
aktivitas post-facto, melainkan suatu rancangan jangka panjang dalam
pengembangan pendidikan anak berbakat dengan konsiderasi terhadap berbagai kondisinya
(Semiawan, C, 1996).
Diferensiasi Materi (Davis dan Rimm)
v
Pemadatan materi pelajaran
Harus berfokus pada
konsep atau pokok materi pelajaran sehingga semua dapat mengeksplorasi
konsep-konsep pokok bahan ajar. yang agak lambat (struggling learners) bisa
memahami dan menggunakan ide- ide dari konsep-konsep yang diajarkan. Sedangkan
bagi para berbakat memperluas pemahaman dan aplikasi konsep pokok tersebut.
v
Studi intradisipliner
v
Kajian mendalam
Diferensiasi Proses
v
Mengembangkan kecakapan berpikir.
v
Hubungan dalam dan lintas disiplin
v
Studi mandiri
Diferensiasi Produk
v
guru dapat mendorong siswa untuk mendemonstrasikan apa
yang telah dipelajari atau dikerjakan ke dalam beragam format yang mencerminkan
pengetahuan maupun kemampuan untuk memanipulasi ide.
v
Misalnya daripada meminta siswa untuk menambah jumlah
halaman laporan dari suatu bab, guru bisa meminta siswa untuk mensintesis
pengetahuan yang telah diperoleh.
Diferensiasi Lingkungan
v
Pendayagunaan lingkungan sekitar dalam proses
pembelajaran dapat dilaksanakan dengan berbagai cara, yakni dengan cara membawa
lingkungan ke dalam kelas, atau membawa siswa ke masyarakat.
Belajar langsung
tujun kelapangan, studi lapangan.
Diferensiasi Evaluasi
v
menentukan suatu metode untuk mendokumentasikan
penguasaan materi pelajaran pada siswa berbakat. Guru harus memastikan bahwa
siswa berbakat memiliki kesempatan untuk mendemonstrasikan penguasaan materi
pelajaran sebelumnya ketika akan mengajarkan pokok bahasan, topik atau unit
baru mata pelajaran.
Anak dapat
menceritakan atau menjelaskan kembali apa yang sudah di jelaskan guru.
DIMENSI
KOGNITIF TAKSONOMI BLOOM YANG TELAH DIREVISI (Chradwold, 2003)









Komentar
Posting Komentar